CERITA CINTA DI SMA :D

1
2:25:00 PM


ALL ABOUT LOVE AND LOVE
AND EMOTiON BECAUSE OF YOU


    
    

Begitu pula cinta membuatku lemah
Begitupun cinta mengajarkanku menjadi pribadi yang kuat

Memori of you...




Bukankah yang terindah adalah ketika aku melihatmu bahagia??
Dan ketika kesempatan itu datang...
Sedetikpun tak kan pernah kumerenggutnya dari hidupmu,,

-untukmu-
-yang terbaik dan terindah-





BAB 1

Inilah aku, menerima diriku apa adanya. Luchu juga karena terkadang banyak orang yang terpesona dengan wajahku. Anyway, aku bukan sosok cewek sempurna,yang tinggi semampai, berkulit putih, bertubuh langsing dan tajir. Sebaliknya aku mempunyai postur tubuh yang pendek, agak gemuk dan jujur aja enggak tajir, sedang saja.
            Ini sekolahku, SMA Prestasi 1 yang tercinta. Di sini tempat aku dan teman-temanku menimba ilmu, sekaligus hunting for love. Aha.. gak ada salahnya juga khan. Se umurku fall in love wajar kan?? Bukankah life is about love??
            Pagi ini suram, banyak mendung. Pertanda mau hujan. Oia aku suka banget gerimis. Terkesan teduh dan menenangkan. Selain itu juga romantis. Bayangin aja kalau lagi gerimis udah gitu dipeluk ama prince of heart. ahemmzzz. . . Seakan dunia milik berdua he..he...
Ini udah jam 7 tapi baru beberapa makhluk hidup yang nongol. Dasar manusia-manusia gak tau terimakasih. Udah dibiayai mahal-mahal ama ortunya, sekolah aja males, gerutuku dalam hati sambil duduk di sisi pojok taman sekolah yang masih lenggang. Ku buka novel yang kubawa pagi ini. Asyik juga ya duduk di taman sambil baca novel, apalagi tue novel bomin alias boleh minjem, jadi gak perlu ngrogoh kocek.
             “DOOOORRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!!” suara sangat keras mengagetkanku tepat di sisi telinga kananku. Dasar setan dedemit. Udah hidup masih aja ngusilin orang. Dan kira-kira siapa sich si usil itu......
pagi jelek! “ sapanya sambil tersenyum lebar, dengan wajah tanpa dosa. Lagian kapan sih dia ngrasa bersalah setelah ratusan kali ngusilin ak??setelah dipikir-pikir, satu kalipun gak pernah    “ ngapaen disini sendirian? Di toel dhedemit baru tau rasa... “ujarnya melanjutkan.
            “dhedemit? Baru aja aku ditoel dhemit... tue sekarang dhemitnya masih senyum-senyum”, sahutku setengah cemberut setengah geli. Jujur aja Deo emang dhemit paling usil di jagad raya ini. Sialnya aku yang paling sering diusilin. Apes dech.
            “idieh ngambek!! Tambah jelek tue muka.. aha..ha..ha “ ledeknya sambil tertawa terpingkal-pingkal... kurang ajar.
             “hei hati-hati. Jangan lebar-lebar ketawanya “, kataku dalam bisikan mistis. Seketika lenyap tawa di bibirnya.
            “ emang kenapa Ra?”
             “ takut kumbang taman kesedot, masuk dech, keselek. Ahahahaha..” ujarku balas meledek. Buru-buru ku sambar tasku dan ngabur secepat kilat.
             “ hei tunggu jelek. Kurang ajar awas km..” dia segera berlari mengejarku.
            Dialah Deo. Prince of my heart. Dia bukan idola sekolah. Dia juga bukan pemenang kontes senyum paling menawan. Bukan pula coverboy. Dia engk cakep bgt, wajahnya standar. Dan aku tidak keberatan kalaupun dia gk seganteng Robert Pattinson. Aku bener-bener gak keberatan justru sebaliknya, kudapatkan kenyamanan di balik semua kekurangannya.
            Jika ada orang yang bertanya cinta seperti apakah yang kau butuhkan maka  akan kujawab dengan sepenuh hati bahwa cinta yang kubutuhkan adalah yg seperti dia. Tak lebih dan tak kurang. Karena hanya dengan cinta yang dia berikan untukku sampai pada saat inilah yang mampu membuatku bertahan ketika banyak cobaan hidup yang menerpaku.
             Namanya Deo. Yach.. Deo..
            Aku mengenalnya di suatu masa dalam hidupku. Dan takkan pernah kulupakan, ketika kusambut uluran tangannya, dan dengan lirih dia sebutkan namanya “Deo Kevin Ardiansyah” dan ketika getaran itu muncul di hati ini, Ketika keteduhan matanya menyelimuti hatiku, ku tau bahwa dia akan menjadi bagian dari hidupku yang tak pernah tergantikan.
            Seperti halnya kata pepatah, pucuk di cinta ulampun tiba. Ketika benih itu mulai tertanam dalam hati, ternyata cintaku bersambut. Suatu moment yang khan selalu terkenang sepanjang hidupku. Ketika tangannya yang dingin menyentuhku dengan halus dan di bibirnya terkembang seraut senyum “would you like to be my girlfriend??”
======================!!========================
Istirahat pertama hari ini...
Aku tersenyum menatap baby face di depanku yang cemberut.
“ are you okey, baby “, sapaku ramah.
“ Ra, BT  nie “, aha.. ngeliat dia aku nahan keinginan buat tertawa. Well, kata orang hargailah perasaan orang lain. Alhasil aku Cuma bisa mengulum senyum.
            “ kenapa sayank??” desahku lembut. Terkadang memang Cuma kelembutan yang bisa bikin moodnya balik. Dan itu terbukti dengan face nya yang mulai berseri. Seulas senyum mulai menghiasi sudut bibirnya. Bener khan senjataku ampuh.
 “ tadi aku dimarahi pak Hono gara-gara gak buat pe,er sebel tau gak?? Malu juga. Ra gak tau sih gimana rasanya. Aku jadi gak mood. Pkoknya aku sebel. Jengkel huft !!!” kubiarkan dia menumpahkan unek-uneknya. Anyway, aku adalah temen curhat yang baek dan pendengar yang setia. Lagian kalau aku komen salah-salah malah dia marah. Dia paling gak suka kalau dia lagi BT trus ak malah bikin dia tambah BT. Bukankah yang terbaik adalah diam. Yayaya . 
  Ku elus rambutnya dan berkata “ makanya laen kali jangan lupa buat pe,er” tegurku dengan berusaha meminimalkan tekanan suara. Well, jangan sampai dia tersinggung.
            “iya Ra. Aku laper nie. Ke kantin yukk”, ajaknya sambil menggamit tanganku dan kuikuti langkah kakinya.
            Itulah aku dan dia. Tak pernah lupa untuk bersama. Selalu ada jalan untuk berbaikan setelah perang nuklir sekalipun, tentu saja dengan beribu janji-janji yang terkadang sering kita ingkari. Kami udah jalan 11 bulan, dan selama itu kita gak pernah bosan. Selalu ada yang baru. Kebersamaan kita selalu menjadikan iri. However, kita memang selalu bersama.
            Terkadang aku berpikir dialah yang terakhir dalam hidupku. Karena jujur harus kukatakan tiada yang lebih menyayangiku daripada dia. Tapi terkadang juga di suatu masa aku merasa tak ingin terus bersamanya, mengingat jutaan sakit yang pernah dia goreskan.
            Well, memang harus ada sakit dan suka. Begitulah hidup, tapi semua akan terasa lebih sakit jika luka itu di goreskan oleh orang yang kamu sayangi. Tapi apalah arti hidup jika tanpa orang yang kita sayang sekalipun bertubi goresan yang dilukiskannya.
Siang ini di kantin...
            “ monyet.. ambilin saus dunk “, pintaku sambil mengaduk-aduk semangkuk bakso yang baru saja ku pesan. Tak seperti biasa Deo tak segera mengulurkan saus. Aneh! Aku baru mau mengeluarkan teguran ketika aku baru sadar kalau dia tersenyum pada seseorang di balik bahuku. Mengikuti naluriku yang penasaran, aku menoleh.
             Entah dari mana datangnya aku merasa angin semilir menerpa hatiku. Membuat hatiku dingin. Dan kira-kira kenapa aku ngrasa kaya gitu? It’s because someone who smile with my boy. Sita. And who is Sita? Dia adalah mantan Deo alias pacarnya Deo sebelum aku. dia sosok yang dewasa tapi lemah lembut, walaupun tubuhnya kecil dia bisa menampilkan aura kematangan dan kesempurnaan seorang wanita.
            Lain halnya dengan aku. Bertubuh sedang tapi baby face. Aku kalah jauh dibanding dia. Jangankan menampilkan aura kewanitaan yang lemah lembut, aku adalah duplikat sempurna dari anak kecil berumur 7tahun. Setidaknya begitulah yang dikatakan Deo.
  Ah kembali kurasakan sakit.
            “ Deo...”, ujarku lirih. Deo masie tidak mendengarkan, seolah dia terbius oleh pesona cewek manis di belakangku. Well, cukup sudah semuanya. Aku Cuma dianggap sebagai patung.” Deo!!” panggilku lebih keras.
            Deo tersentak. “Duch Ra, maaf, tadi Ra minta apa ?” tatapannya bersalah. Kurasa dia sadar kalau aku memergokinya menatap Sita.
  “ matamu udah balik ? “ ujarku sinis. Dan terluka.
             “ Ra, aku gak maksud “, dia menatapku dengan takut-takut. Jangan salah, aku memang childish, tapi sekali marah, macan aja kalah. Aku Cuma diam aja. Sama sekali gak minat nanggepi omongannya.
            “ Ra marah ya?” tanyanya dengan suara bergetar. Sebenernya dia bego apa goblok sih, udah jelas kalau aku marah. “ Ra aku minta maaf ya. “ucapnya.
            Anyway aku masih manusia, punya emosi. Lebih baik aku kabur dari tempat ini sebelum tanganku membuat mangkuk bakso itu melayang ke kepalanya. Aku berdiri dengan cepat tapi dengan sigap tangan Deo mencekalku.
             “Lepasin !!” Bentakku kasar. Berusaha melepaskan cekalannya.
 “ kamu mau kemana Ra ?”
             “ ke kelas. Udah mau bel masuk “ sahutku tanpa menatap matanya.
             “ tapi makanan belum dimakan”, ucapnya membujuk. Ahh persetan.
 “ gak nafsu “
             “ Ra ... please...!!”
 Tanpa memandangnya kusentakkan tangannya dan dengan cepat meninggalkan kantin lengkap dengan Deo-nya yang membisu. Makan tue cewek. Batinku muak.

Pulang sekolah...
            “ Rin aku bareng yach?? “ ucapku sambil melambaikan tangan. Rini adalah sahabat baikku Aku bertekad untuk tidak bertemu dengan Deo apalagi pulang bareng. Bayangin aja udah muak.
             “ Lhow.. Deonya kemana??” Rini kaget. Mungkin karena gak biasanya aku gak bareng ama Deo.
             “ ada ekskul bela diri.” Jawabku asal. Aku segera menaiki jok tanpa menghiraukan tatapan Rini yang penuh tanda tanya. Akhirnya Rini menyerah dan mengangkat bahu. dengan satu sapuan dipadu elemen angin aku menuju Rumah. Kalau dipikir-pikir lucu juga ya alesanku tadi. Boro-boro ikut bela diri liat aku nangis aja Deo lemah. Aku tersenyum sendiri ngebayangin dia ikut Beladiri. Tapi bayangan itu langsung lenyap saat terlintas kejadian waktu di Kantin tadi. BRENGSEKKKKK!!!!!!!!!!!!!!!
=====================================================================
            Gimana cara hibur diri yang bener, aku enggak tau yang jelas aku ngrasa marah ama semua yang ada di sekitarku. Aku lampiasin semua rasa kecewa dengan membanting segala yang ada di kamarku sambil ngebayangin kalau aja yang aku banting itu Deo. Setidaknya lebih baik aku mukuli bantal cause luw mau banting deo beneran mana kuat??
            Setelah puas mengobrak abrik semua barang aku menghempaskan diri ke atas kasur. Sungguh menyebalkan. Dengan isenk ku ambil salah satu novel koleksiku.
            ‘TENTANG CINTA’ kira-kira begitulah yang tertera pada sampul depan. Entahlah aku gak perduli. Buku itu aku buka secara acak pada lembaran-lembarannya. Hei, gak sengaja terbaca olehku satu dua kalimat.
             “...cinta adalah sebuah perasaan yang melankolis begitu indah dan membahagiakan...”
            Aku mengerutkan kening “ alah sok tau...siapa bilang cinta bikin bahagia. Buktinya malah nyakiti “,ujarku masam
             “...hal yang terindah adalah apabila kita melihat orang yang kita sayang tersenyum...”
  “ Apanya yang indah, dasar buku gendheng. Ngeliad Deo senyum ama Sita itu gak indah namanya itu bikin sakit. Sembarangan aja kalau ngomong. Rasanya itu bukan indah tapi kecewa tau kecewa!!!!!!” omelku pada buku sialan itu.
            “...dan apabila orang yang kamu sayang itu menyakitimu, maka tersenyumlah dengan sepenuh hati...”
             “ Dasar buku Edan “, umpatku keras-keras. “ orang disakiti kok disuruh senyum, dasar buku guoblok. Senyum..senyum palamu peyang??orang sedih kok suruh senyum. Dasar gak punya otak. Buku sialan”, geramku dengan emosi yang meluap-luap. Kubanting buku itu ke lantai dan ku injak-injak.
             “ buku sialan kaya kamu pantasnya diinjak-injak. Nah mampus kamu sukurin salah siapa sok tau. Sok-sok ceramah tentang cinta. Tau apa kamu soal cinta? Ha?tau apa? Jawab!!!” kemudian kusambar buku itu dan ku lempar ke tempat sampah di sudut ruang kamarku.
            Kuhempaskan tubuhku lagi ke atas kasur. Puas rasanya bisa melampiaskan kemarahan. Tapi sayang rasa puas itu hanya sebentar, Kalau inget kejadian tadi rasanya pengen nampar muka Deo. Kekecewaan ini begitu dalam. Dan akhirnya tersalurkan dengan airmata yang mengalir.
            Terus terang kukatakan. Aku cemburu. Cewek mana yang nggak cemburu ngeliat cowoknya terpesona ama cewek lain. Terlebih lagi itu mantannya. Orang yang dulu pernah disayanginya. Gimana kalau ternyata Deo masih sayang ama Sita?? Pikiran itu tiba-tiba terlintas.
            Oh shitttt, liad gimana cara Deo memandangnya. Seolah dia begitu terbius dengan pesonanya. Dan aku sebagai ceweknya, seolah hanya patung yang tak pernah ada. Tak bernyawa dan tak berharga. Dia cowokku tapi kenapa sedikitpun dia gak bisa jaga perasaanku. Sedih banget ngeliat itu semua.
             Apakah ini berarti Deo emang masih sayang ama Sita? Mungkinkah setelah sekian lama bersamaku dia masih belum bisa melenyapkan Sita dari hidupnya? Lalu gimana dengan aku? apakah aku hanya pelarian dan pelampiasan perasaannya?
  Tangisku mengalir menganak sungai membasahi bantal. Kutumpahkan semua yang ada dalam hatiku. Segala kekecewaan, kemarahan, emosi dan sakit hati. Semua bercampur aduk menjadi satu. Hingga akhirnya aku lelah dan terlelap dalam ilusi.
=====================================================================
  Pukul 6.30 petang...
            Aku baru terbangun dari tidurku. Rasanya mataku benar-benar lengket gak bisa di buka. Dengan sedikit terhuyung aku berdiri. Kupandang di sekeliling kamarku. Aneh, perasaan tadi berantakan dech. Kenapa sekarang jadi rapi? Bunda apa ya? Atau bi Ning?
            Alah sebodo amat siapa yang bersihin mau seten kek, dhemit kek, peduli amat. Jangan-jangan jin nya Aladin lagi yang ngrapiin, entah kanapa hal itu terlintas di pikiranku. Bagus dech kalau sampai itu beneran Jin nya Aladin. Aku bakalan mengajukan permintaan supaya dia gangguain Deo seumur hidupnya, pikirku kejam. Aku akan menyuruh Jin itu buat menggelitiki pantatnya setiap saat. Aku tertawa terbahak-bahak membayangkan Deo yang berlari-lari memegang pantat.
             Iseng-iseng kuambil Hp ku. Seharian ini aku gak pegang Hp. Padahal kalau lagi baik-baik aja ama Deo Hp tu gak pernah lepas dari genggaman. Kunyalakan Hpku dan kejutan!!
25 messages received
20 missed call

Kubaca sms yang pertama :

Ara sayang, maafin De y??. . .bukan maksud De mau bikin ara mrh
De bener2 nyesel. Ra jangan salah paham. Please,, de Gk mau kehilangn Ra. Luv u.

            Alah gombal. Siapa juga yang perduli? mau nyesel kek mau enggak kek. Apa hubungannya ama aku. Salah paham gimana? Jelas-jelas aku lihat pake mata kepala hidung telingaku sendiri kalau dia ngliat Sita sampe kaya gt. Asal kamu tau aja De, aku tu muak ama kamu. Muak liat muka kamu.
             Dengan emosi yaang masih menggumpal di dada kusambar handukku dan ngeloyor ke kamar mandi. Sebodo amat ama Deo. Ke laut aja loe.....!!!!!!!!!!!!!!!
            Moga aja dengan mandi pala ku bisa lebih dingin dan lebih tenang. Huft....

===================================================================





BAB 2

            “Ra... please Ra maafin aku. aku enggak Bermaksud buat kamu marah kaya gini”, ujar Deo memelas atau emang tampangnya dari dulu memelas ya? Alah sebodo amat intinya dia itu memelas. Well, aku tak perduli.
            “ please Ra ngomong, jangan diem aja”, kata deo lagi. Nah, ngapain dia nyuruh-nyuruh aku ngomong. Terserah aku lah  mau ngomong apa enggak.
            Selama setengah jam itu Deo menghabiskan waktu untuk mohon-mohon ama aku, yang notabene gak peduli.
            Aku berusaha untuk bersikukuh, tapi kata-kata Deo yang terakhir bikin aku luluh juga.
  “ Kenapa Ra marah trus? Ra gak kasihan ama aku? Ra gak inget ya masa-masa indah kita?”, cerocosnya tanpa henti. “itu lhow Ra waktu kita jadian. Inget enggak kita sempet backstreet, ee malah ketauan ama temen-temen. Ra inget enggak dulu aku gak berani lhow pegang tangan Ra tapi sekarang aku udah Berani. Cium juga berani. Ra mau aku cium?? Ra inget khan waktu ciuman pertama dulu, di bawah pohon apel..
            O iya waktu itu Ra khan gak tau caranya. Ra bikin aku gak mood ach.. masak udah deket banget udah hampir nempel malah nanya ‘deo, gimana caranya?’ inget khan aku sampai ngambek, abis Ra ngrusak suasana sich.”
            Mau tak mau aku tersenyum. Well, itu memang kenangan first kiss yang bodoh. Sampai sekarangpun aku masih mengenangnya. Dan pastinya mukaku bakal memerah kalau inget waktu itu.
“nha, gitu donk senyum, khan jadi cantik”, ujar Deo tersenyum simpul. Matanya berbinar. Sejujurnya, memang Cuma kamu yang bisa bikin aku senyum, sedih, marah, kecewa, tertawa, menangis dan seribu satu macam emosi jiwa yang lain.
             “ emang luw aku gak senyum enggak cantik?” ujarku memberengut manja. Entah kenapa amarah dan rasa sakit yang kurasaen tiba-tiba menguap, kemana perginya? Aku sendiri tidak tau. Melihat senyumnya, dan kesungguhan dimatanya seolah ku rela berikan duniaku untuknya.
             “cantik kok cantik. Cewekku emang yang paling cantik di dunia”, ungkapnya sambil tersenyum. Senyumnya tetap saja menjadi bagian yang gakkan pernah kutolak.
            “Kamu tukang Gombal “, ucapku sambil bersemu dadu. Jujur aja aku gak merasa cantik. Dan walaupun aku tau dia lagi ngrayu aku, tapi aku juga tau gimanapun juga aku masih cewek yang bakal luluh dengan seribu satu Rayuan gombal.
            “ Ra mau khan maafin aku?? aku khilaf Ra gak bakal ulang lagi, mau ya?”, ucap deo penuh kelembutan, dan dengan kelembutan yang tiada berkurang pun dia menyentuh tanganku dan mengangkatnya ke bibirnya. “ for my belove girl, do you want forgive me?”
            Dan akhirnya aku mengangguk. Memutuskan untuk memberi satu kesempatan padanya. Sekalipun sebelumnya rasa sakit di hati ini terasa begiitu menyakitkan. Bahkan sampai pada saat inipun belum juga surut. Tapi bagaimanapun cinta tetap mengalahkan semuanya.
            Mungkin ini semua membuatku terlihat lemah. Tapi apa yang bisa kulakukan? Terkadang cinta memang membuat orang menjadi bodoh. Bahkan mungkin akan membuat Einstein tidak bisa menjumlahkan 1+1. Tapi siapa yang peduli? No one! Semua orang akan dengan senang hati menjadi orang paling bodoh di dunia ini, karena cinta. Dan mungkin, saat ini aku menjadi salah satu dari mereka.

=====================================================================


Hari ini satu minggu setelah aku baikan ama Deo...

            “well, Deo aku lagi gak mood ke kantin. Kita duduk di sini aja yach?”, ajakku sambil menggelayut di lengan Deo.
             Deo tersenyum manis dan berkata, “ehem.. never mind!!”
            Hari itu ada ulangan biologi di kelas Deo. Aku dan deo enggak sekelas.Jadilah dia tenggelam dalam buku Biologinya. Aku juga gak punya minat buat gangguin dia. Aku asyik bermain Hpnya yang aku bawa.
  Tiba-tiba lampu latar di Hp Nyala.
1 message received
Deo gak tau, karena hpnya di silent, jadi ya isenk-isenk tak buka aja tu message? Apa aku lancang? Kurasa enggak. Orang aku tue ceweknya. Selain itu dia juga tau luw Hp,nya tak buka-buka daan dia diem aja.
             Deg! Kurasakan jantungku berdetak. Pesan itu dari Sita. Well, aku gak mau berburuk sangka. Jadi, aku baca pesan itu:

Message from : Sita Mantan

Qt ktmuan yuk?? D Cafe biasa kt ktemu. Tar jam 5 y synk? Jangn lp ak mnunggumu. Always love u.

            Oh astaga duniaku berputar. Badanku menggigil seperti orang kedinginan padahal siang itu cukup panas. Mataku berhenti pada kata D Cafe biasa kt ktmu. Biasa ketemu? Berarti mereka sering ketemuan di belakangku? Tuhan tabahkan hatiku jika itu memang benar.
            Kemudian terlintas dalam pikiranku bahwa mungkin masih ada sms laen semacam itu. Dengan cekatan ku buka kotak masuk dan ku jelajahi. Rata-rata semua sama sms dari aku di item terkirimpun juga sama. Sekilas kuberpikir mungkin aku terlalu berburuk sangka. Tapi masih ada di pesan yang belum kujelajahi. Folder pribadi. Dengan cepat ku mainkan keyped dan ku buka folder.
            Terus terang aku gak siap. Jujur ku katakan aku ingin pingsan saat  itu juga. Ternyata dalam folder itu ratusan sms sudah menanti. Semuanya sejenis. Yaitu sms yang gk ketinggalan dengan kata sayank. Salah satunya yang paling menyakitkan:


Message from : Sita Mantan
05 april 2010, 00.05 a.m

Trmksh syng bwt ucpannya. Trims cz km udh mw bgun jm sgini buat ngcpin md ulth.kamu yg pertama ngcpin. Smua it sgt berart. Trmksih jg ya buat jaln2 hri ini? Ini adl ulng th terindh bwt ak.

             Oh Tuhan jika bukan setan, biarlah iblis aja yang kirim sms ini bukan Sita. Dan kalau boleh aku minta jangan Deo, cowokku yang dapat sms ini. Semua ini pukulan buat aku. kemudian dengan segenap kekuatan terakhir yang aku miliki kularikan keypad ke folder yang terakhir.
            Ternyata di situ tersimpan pesan terkirim. Itu adalah pukulan terakhir.

Message send to : Sita Mantan
04 september 2010, 07.30 p.m

Ara gk tw kok luw qt smsn. Dy gk bkal tw luw km diem aja saynk, don,t worry aq bkl tngani dy og. He,em kiss.a mana??

            Aku bukan cewek cengeng yang menangis Cuma gara-gara cinta. Hal itu selalu ku banggakan dari dulu sampai saat ini. Tapi baru kali ini aku merasa tersakiti. Sakit sesakit-sakitnya. Aku tak kuasa menahan airmata yang mengalir. Kurasakan badanku gemetar hebat perpaduan dari emosi di hatiku.
             “ kamu kenapa sayank? Knpa kamu menangis?” ucap Deo lembut. Ya dia memang lembut tapi dia iblis. Bisa-bisanya dia bermuka dua di hadapanku.
            Aku gak bisa berkata apa-apa. Satu-satunya hal yang kusesali saat itu adalah bahwa cowok brengsek yang melukaiku adalah cowokku sendiri.
            “ sayang ngomong donk.. jangan diem aja knpa nangis?? Ujarnya lagi.. Tuhan oh Tuhan rasa ini tembus sampai dasar jiwaku yang paling teduh.
            “aku gak nyangka km,,, kaya gitu...”, ucapku sesenggukan. Menahan perasaanku yang makin gak karuan.
            “ gak nyangka apa? Aku salah apa?” sahutnya tanpa dosa.
             “ternyata kamu brengsek! Mukamu aja yang manis tapi hatimu busuk. Aku benci ama kamu seumur hidupku!!!”
            “tunggu Ra kamu kenapa?? Aku salah apa?”dari raut mukanya aku tau kalau dia bener-bener bingung. Well, mungkin kamu memang lupa. Tapi aku bakalan tegasin.
             “ kamu pengen tau kesalhanmu? Kalau gitu buka inbox dan folder pribadimu itu jawabannya. Dan segera ku lempar Hp itu yang dengan tangkas di tangkapnya. Lalu kuayunkan langkahku menuju kelasku aku gak pernah berniat atau pun ingin melihat mukanya lagi.

====================================================================



             Kutumpahkan semua rasa kecewa dan sakitku di kanvas. Menghasilkan gambar yang sangat acak-acakan dan gak berarti. Tapi aku gak peduli. Segera kubuang kuas yang selama ini menemaniku. Kubuang bersama rasa sesal yang sangat. Anyway YOU’RE FUCK LOVE!!!!!!!
            Kuhempaskan tubuhku di kasur dan aku mulai menangis dan menangis tanpa ingin mencoba berhenti. Karena yang ku inginkan adalah aliran emosi yang jangan sampai terhenti.
            Bisa kurasakan sakit ini begitu menusuk.
            Gimana perasaanmu seandainya jadi aku?? cewek mana yang gak sakit hatinya mengetahui bahwa cowok yang selama ini di kasih kesetiaan ternyata diam-diam masih berhubungan dengan mantannya. Mesra lagi smsnya pakai sayang-sayang.
            Ternyata di belakangku mereka suka maen kotor. Cowok macam apa itu? Ak gak tau kenapa tapi sakit ini terasa sampai ke ulu hati. Seorang cowok yang kamu puja ternyata tak sebaik yang kamu sangka. Padahal di matamu segala puja puji yang mendalam?
            Kembali kuingat sms Sita. 05 April adalah hari ultah Sita. Semua orang tau dan aku gak nyangkal luw Deo tau secara dia mantannya. Aku gak masalah kalaupun dia ngucapin med ultah ribuan kali.
            Tapi yang bikin aku sakit adalah kenyataan bahwa Deo adalah orang yang pertama yang ngucapin ultah ke Sita. Terus terang ku katakan aku gak rela. Karena dengan itu aku menyadari kalau ternyata Sita adalah orang yang istimwa buat Deo.
            Padahal aku ceweknya. Tapi pada hari ulangtahunku Deo bukan orang pertama yang ngucapin med ultah buat aku bahkan dia bangun telat, sampai-sampai ucapannya hanya asal-asalan. Berbeda dengan Sita. Saat utahnya deo jadi orang pertama yang ngucapin padahal dia bukan cowoknya, tapi dia mau berkorban bangun tengah malam demi sebuah ucapan.
            Tapi apa? Buat aku bahkan dia bangun ke siangan. Gak ada juga kado spesial buat aku. padahal di hari ulangtahun Sita dia menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan? Lalu siapakah aku dimatanya? Ku akui aku hanya seorang Ara gak punya apa-apa yang bisa aku kasih. Tapi aku punya cinta dan ketulusan yang dengan senang hati tak pernah ku berikan pada oranglaen hanya untuk Deo dan selalu Untuk Deo.
            Dan oh astaga, dia minta kiss dari Sita. Oh Tuhan.... betapa laranya hati ini. Ternyata cowok yang ku beri cinta selama ini adalh seorang yang brengsek. Ataukah aku yang bodoh? Ya.. mungkin aku memang bodoh. Tapi aku sayang dia. Dengan segenap jiwa hati dan perasaan kukatakan aku mencintainya.
            Dan sekarang ketika cinta ini menjadi bumerang buat dirikusendiri, apa yang harus kukatakan?? Padahal aku hanya manusia lemah yang tak kuasa menahan sakitnya hati ini... apa yang harus aku lakukan??
            Perasaanku begitu gundah sakit hati ini begitu sakit hingga akhirnya ku biarkan diriku sendiri terlelap dalam bayang bayang mimpi....
=====================================================================




BAB 3

 Malam minggu...
Aku berjalan-jalan sendiri, aku mengunjungi seribu satu shop yang ada di kota ini untuk mencurahkan perasaanku.
Tak biasanya aku jalan sendiri, malam minggu pula. Biasanya Deo selalu ada disampingku, memelukku, meremas pinggangku, mencium keningku, segala hal akan dia lakukan untuk bikin aku tersenyum.
Tapi sekarang aku di sini, walau sendiri dan hanya bersama bayangannya, tapi aku bahagia ...
Malam ini tak ingin aku sendiri... kucari damai bersama bayanganmuuuuuuu..........
Entah mengapa tiba-tiba aku merindukan pelukannya, dimalam yang dingin ini.. kuhapus airmata di sudut mataku. Perihnya....
“ hei ! ara khan?” sapa sebuah suara yang sangat aku kenal. Saat itu aku duduk di bangku taman kota. Aku menoleh dan ku lihat seseorang tersenyum kepadaku. Oh moi, jamtumgku berdetak, he is Rangga, mantanku. Well, dia dulu pernah mengisi hatiku, sebelum deo tentunya.
“ bener khan kamu ara?? Koq sendirian aja??” sapanya ramah. Oia dulu aku putus dengannya karena dia harus pindah ke luar kota. Sebenernya dia ingin hubungan kita tetep berjalan, tapi aku mengatakan bahwa mungkin aku gak sanggup long distance.
Aku tersenyum dan menganggukhan kepala “ eh rangga?? Lho kok bisa ada di sini??” ucapku terheran-heran. Maklum setauku keluarganya pindah ke Medan..
“ aku lagi pengen liburan, sumpek !!” ucapnya santai sambil duduk di sisiku. Aku tersenyum lagi mendengar alasanya. Tak kusangka dia masih gak berubah, selalu santai dan....memikat.
“ terus kuliahnya gimana ? enggak kacau? “ ujarku lagi. Rangga itu 2 tingkat di atasku, aku pacaran sama dia waktu di SMP, luchu ya?? Kecil-kecil udah pacaran.. but he is very handsome boy.
“ enggak  juga ma’am, tapi aku Cuma kangen ama kota kelahiranku. Lagipula ada alasan kenapa aku maen ke sini.” Sahutnya misterius.
“ what is it? Do you like to tell me??”
Dia tersenyum dan mengacak rambutku. Suatu kebiasaannya yang ternyata masih ada sampai sekarang. “ i think, you had forgot me”
Enggak , Ngga! Aku gak bakal pernah nglupain kamu, bahkan sampai sekarang, di saat aku mempunyai Deo... ah Deo.. aku ingat lagi ama dia, lagian kapan sih aku pernah lupa sama deo? Satu-satunya cinta yang mengusir kesedihanku. Yang ternyata mengkhianatiku?
“ hhei girl?? There is some wrong with my say?? Kenapa kamu sedih? Aku salah ngomong ya?”
Oh Tuhan Rangga masih sperti dulu, penuh perhatian yang sangat aku butuhkan saat ini. Betapa gak adilnya kalau aku sedih di hadapan dia, dan menghancurkan liburannya kali ini. Tapi sungguh aku juga gak bisa melupakan masalahku, bagiku Deo adalah segalanya. Seolah tanpanya, dunia ini sepi. Dan Kesedihan ini makin menjadi.
“ what happen with you , sugar?? May i help you” lembut dia berkata..
Dan tanpa babibu lagi aku menjatuhkan kepalaku di dadanya dan menangis, seolah mengharapkan satu ketenangan yang tulus.

=====================================================================
“Aku udah bilang kita putus, mau apa lagi sih kamu trus-trusan ngejar-ngejar aku?? aku gak butuh kamu “ semburku pada Deo, pagi itu waktu dia menodongku di depan taman sekolah, seperti biasa setelah dia melakukan kesalahan. Minta maaf.
“aku sayang kamu Ra aku gak mau pisah sama kamu!!”
“ begitu ya?” sahutku sinis.dasar pembohong kelas teri. Playboy gak tau malu, udah ketauan belangnya masih berani-berani bilang sayang. “ sorry ya? Aku gak mau lagi berhubungan sama kamu, anyway urus aja Sita tersayang. Karena mulai sekarang di antara aku sma kamu, udah gak ada hubungan apa-apa lagi.” Sahutku sambil melangkah, tapi deo memegang tanganku.
“ aku gak mau putus ama kamu, Ra”
Aku tersenyum pahit “seharusnya kamu pikirin itu sebelum kamu main belakang”
“tapi aku sayang kamu”, sahut Deo
Aku memandangnya sadis, “ sayangnya, aku sama sekali gak sayang ama kamu” jawabku sambil menarik tanganku dan pergi...
Padahal itu salah besar, di hatiku Cuma ada kamu. Deo Kevin Ardyansyah. Aku gak bohong. Belum pernah aku sayang ama cow lain seperti aku sayang ama kamu. Begitu besar semua ini tapi kenapa?  Hanya dengan satu sapuan manis kamu hancurkan semuanya yang ada?? Rasa cinta , rasa sayang bahkan meninggalkan kepedihan. Kalau boleh bilang, aku gak mau pisah sama kamu. Tapi kamu yang maksa aku wat nglakuin semua itu.
“ kamu yakin ama keputusan mu Ra?” tanya Rini, sahabatku dan mungkin satu-satunya sahabatku. Siang itu sepulang sekolah aku mampir ke Rumah Rini sekedar main aja sambil curhat-curhatan.
Aku hanya mengangkat bahu dan menjatuhkan diri di atas kasur.
“setauku kamu sayang benget ama Deo, begitupun sebaliknya” ujarnya lagi. “ jangan mengambil keputusan dalam emosi, bisa-bisa kamu nyesel. Lagipula siapa tau itu Cuma salah paham”
Aku menghela napas panjang “sayangnya aku yakin ama keputusanku dan sayangnya lagi itu bukan Cuma sekedar salah paham”
“ tapi aku kurang setuju ama keputusan kamu Ra! Coba deh kamu pikir sekali lagi, siapa tau aja gitu...”
“ udahlah Rin, kamu tau aku kaya apa. Lebih baik kamu doaen aja, ini jadi yang terbaik buat aku!”
Rini mengangkat bahu “ terserah dech, yang penting aku udah nasehatin kamu “
Iya juga sih, setelah di pikir-pikir apa ini keputusan yang tepat? Apalagi aku masih sayang ama deo, tapi khan deo juga jahat! Luw dia sayang sama aku dia pasti gak bakal kaya gt. Huft biarin ajalah emang gue pikirin???
Suasana yg menjadi sangat hening itu tiba-tiba terusik dengan bunyi ponselku
Rangga calling
Jujur aja terkejut aku, tadinya mau ku R’jack, aku kiraen Deo yang seharian ini Miss Call mulu..
“ halo “ sapaku
“ ara? “
“ he,em.. Rangga khan?” aku balik nanya.
“ iya Ra! Masih aja kamu nyimpen nomerku???” katanya tertawa.
Kalo masalah itu jelas. Walaupun aku  gak pernah berusaha hubungi dia setelah Broke tapi tetep aja nomernya aku simpan. Buat kenang-kenanganlah.. he..he,.
“ iya nih. What a surprise, tumben calling. Do you have any problem?”
“ enggak juga.. aku Cuma mau.. aduh gimana ngomongnya ya?” katanya gugup.
Aneh gak biasanya dia gugup. Apalagi ngadepin aku. “ kenapa Ngga? Ngomong aja..”
“ eh... gini... anu... ntar malem ada acara enggak??”
Aku tertegun ada apa gerangan nanyaen ada acara apa enggak. “ ehm, enggak dech, kenapa?”
“ ehm.. mau donk hang out sama aku?”
Oh, surprise lagi. Dia ngajak aku jalan. Ehm gimana ya aku terima enggak ya? Kalau aku terima, Deo pasti marah... deo? Ngapaen aku mikirin dia? Masalahku gak ada urusannya ama dia lagean aku juga udah mutusin hubungan kok. Gak ada salahnya khan aku seneng-seneng??
“oke deh aku terima tawaranmu”
“ serius?? Aku jemput ya? Jam 7” terdengar suara lega Rangga.
“ oke ! sampai nanti “ sahutku dan call-nya mati.
=====================================================================

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

1 komentar: